Satrio Piningit atau Satrio Ra Piningit ?

Satrio Piningit.
Karakter manusia secara naluri natural adalah mencari keselamatan, keamanan dan kenyamanan diri sendiri (egosentris) tanpa peduli yang lain, naluri ini sama seperti pada binatang. Karakter setingkat naluri ini terlihat pada awal perkembangan kejiwaan anak dan akan berubah sesuai tumbuh kembangnya otak serta pengalaman yang diperolehnya.

Apabila mendapatkan asuhan kasih sayang dan didikan budi pekerti luhur maka karakter tersebut akan berubah menjadi tidak mementingkan diri sendiri, peduli bahkan sanggup berkorban untuk orang lain serta membela dan menegakkan kebenaran. Karakter ini yang disebut sebagai kesatria tanpa dipengaruhi oleh bentuk-rupa fisiknya. Perkembangan seperti inilah yang menempatkan manusia lebih mulia dibandingkan dengan binatang.

Bila karakter egosentris tumbuh kembang sampai dewasa tanpa asuhan kasih sayang dan didikan budi pekerti luhur maka naluri mengutamakan diri dan mencari selamat sendiri akan menetap bahkan menjadi lebih buruk lagi, tega menimpakan kesalahan bahkan sanggup menari diatas penderitaan orang lain. Perkembangan seperti inilah yang membuat manusia lebih rendah derajatnya dibandingkan dengan binatang.

Karakter ini menganggap sikap keSatria, jujur dan menolong tanpa imbalan adalah kebodohan yang merugikan diri sendiri, meski secara alami akan muncul jiwa sosial saat makin tua tetapi sifat keSatria ini ditekan, dipenjarakan/ disembunyikan diisolir (diPingit) agar tidak mempengaruhi ego yang bersifat kebalikannya. Oleh karena itulah bila berkata dia hohong, janji dipungkiri dan bila dipercaya akan dia khianati.

Karakter sifat keSatria Piningit (tidak keSatria/ licik/ curang, egois, adu– domba, jahat, kasar, sadis, memeras, memperbudak, memfitnah, membunuh) inilah yang mewarnai karakter banyak anak bangsa saat ini. Oleh karena itulah maka situasi jadi tidak aman, penjahat kriminal dan preman berseragam ada dimana-mana sehingga semakin jauh kemakmuran- keadilan dan ketenteraman di negri ini. Dalam ramalan Joyoboyo, hal ini dikatakan sebagai “murcane (hilangnya) Sabdo Palon dan Noyo Genggong” sebagai pengasuh bangsa. Kapankah kondisi ini akan berakhir ?.

Dikatakan akan kembali masa kemakmuran apabila Sabdo Palon dan Noyo Genggong telah datang kembali menjadi pengasuh anak bangsa setelah beberapa rentetan kejadian: semut ireng anak-anak sapi, kebo bongkang nyabrang kali bengawan, dijajah seumur jagung dening wong cebol kepalang, Pitik tarung sekandang, Sang kodok ijo ongkang-ongkang dan Tikus pithi anoto baris. Setelah itu semua terlewati maka Satrio Piningit muncul (keluar dari pingitan/ Ra Piningit) yang diiringi Sabdo Palon dan Noyo Genggong. Artinya adalah kembalinya sifat kesatria utama yang berbudi mulia pembela kebenaran dan keadilan tanpa pamrih sebagai karakter jiwa bangsa nusantara yang telah lama terkungkung dipingit dalam penjara nafsu angkara. Itulah jiwa Sang Kesatria yang sebenar-benarnya… Satrio Ra Piningit inilah yang ditunggu-tunggu kemunculannya.

Nuwun.